Sunday, July 11, 2010


Sang Tikus dan Perangkap

Pada suatu hari, seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya yang ketika itu sedang membuka sebuah bungkusan. Sang tikus ligat berfikir tentang apaa yang sebenarnya berada dalam bungkusan itu. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Sang tikus berlari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku bersimpati dengan berita ini.” Jawab Si kambing. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam doaku..hahahahaha!”

Tikus kemudian berlari menuju kearah si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, meleleh air liur sambil menampakkan gigi kacipnya..buruk sekali rupanya itu.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa begitu keseorangan.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Isteri petani berlari untuk melihat mangsa yang mengenai perangkapnya. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahawa yang terperangkap itu adalah seekor ular berbisa.Tiba-tiba, Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu menggunakan gigi taringnya yang kuning..Si petani segera membawa isteri kesanyangannya itu ke hospital untuk rawatan.

Si isteri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, ubat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke reban, ,mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa arwah si ular itu sungguh kuat, si istri tak juga sembuh. Banyak tetangga yang datang melawat dan tetamu turut ramai singgah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat diubati.Akhirnya dengan takdir Allah, Si isteri akhirnya kembali ke rahmatullah ..

Esoknya, jiran Petani itu mencadangkan agar petani itu menyembelih lembu miliknya sebagai menu utama bagi mengadakan kenduri arwah.Petani tua itu bersetuju kerana cadangan jirannya itu ada logiknya..Akhirnya, lembu yang sihat itu bertukar menjadi sekawah gulai lembu,,tamatlah juga riwayat lembu itu..

Sang tikus begitu sedih seraya berkata “Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu fikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung risikonya. Sikap mementingkan diri sendiri dan tak endahlebih banyak keburukan daripada kebaikanya”

No comments:

Post a Comment